Pemilihan umum baru saja dilaksanakan di negara Indonesia. Gonjang ganjing tentang segala rupa baru saja seperti akan dilupakan. Mengingat hal yang lebih penting adalah bagaimana membangun kemajemukan dibangsa ,yang sangat bermoral dan menjunjung tinggi demokrasi ini,yang sepertinya akan tergerus dengan efek pemilihan umum tersebut. Seluruh anak bangsa menjerit melihat keadaan dimana putra putri terbaik nusantara, berjibaku memperebutkan kedudukan yang seharusnya mulia, "PEMIMPIN".
Ya pemimpin itu mulia, karena pemimpinlah yang akan membawa kearah mana seluruh rakyat indonesia yang jumlahnya mencapai 270 juta jiwa. Itupun belum ditambah dengan jiwa jiwa yang tak terdata dipedalaman yang menurut beberapa sumber masih ada, dan belum terhitung saat survey, mungkin sedang berburu di dalam hutan.
Dari seorang pemimpin dan para wakil yang mewakilkan kepentingan rakyatlah bangsa ini, negara ini dikemudikan, serongkah,belokkah, atau diam ditempat.
Menjadi wakil rakyat? apa sih enaknya menjadi penyambung keinginan keinginan rakyat, bukankah saat kita harus menyambungkan keinginan dan kepentingan rakyat itu sesuatu yang sangat sulit,dan memusingkan?
Jika aturan aturan ideal seorang wakil rakyat dilakukan dengan baik dan benar, dan tidak ada kelebihan yang sangat mnggiurkan dari sisi duniawi, mungkin orang orang yang seperti berjualan saat kampanye,berfikir dua kali untuk mengajukan diri menjadi wakil, orang orang yang tidak kaya. Bayangkan ketika sang wakil harus memperjuangkan keinginan rakyat yang diwakilkan untuk belanja di pasar dengan harga yang murah, yang harus dilakukan sang wakil adalah meminta para pedagang menurunkan harga itu.
Para pedagang pasti tidak mau, karena mereka beli sudah tinggi. dan seterusnya sampai semua lapisan rakyat bisa dipahami. terlalu panjang hal itu yang harus dilakukan.
Para wakil sangat antusias,membaguskan dirinya dihadapan calon yang diwakilkan,dengan harapan para calon tuannya mau memilihnya untuk dijadikan wakilnya. kebanyakan para calon wakil tersebut menjadi tiba tiba baik, menjadi tiba tiba dermawan, dan menjadi tiba tiba sangat sholeh.
Kenbutuhan seorang pemimpin ditengah masyarakat memang perlu, tapi bukan pemimpin yang ada karena ada sesuatu,hadapilah realita hidup ini dengan proses. Proses yang akan menentukan kehadiran para pencari kebaikan sesaat itu menjadi sangat diperlukan atau malah akan ditertawakan oleh para calon pemilih. Sebab keanehan tingkah menjadi acuan tawa bagi kaum bawah, saat para menunggu lumbung uang,berupaya membayar kemauan kemauan dalam hal keinginan mereka. hahaha..... sadarilah, keadaan istant itu diterima masyarakat bawah dengan tak mampu berbuat apa apa hanya tsunami, gunung meletus, dan saat bersin didepan muka sendiri.
29 April 2019
Ya pemimpin itu mulia, karena pemimpinlah yang akan membawa kearah mana seluruh rakyat indonesia yang jumlahnya mencapai 270 juta jiwa. Itupun belum ditambah dengan jiwa jiwa yang tak terdata dipedalaman yang menurut beberapa sumber masih ada, dan belum terhitung saat survey, mungkin sedang berburu di dalam hutan.
Dari seorang pemimpin dan para wakil yang mewakilkan kepentingan rakyatlah bangsa ini, negara ini dikemudikan, serongkah,belokkah, atau diam ditempat.
Menjadi wakil rakyat? apa sih enaknya menjadi penyambung keinginan keinginan rakyat, bukankah saat kita harus menyambungkan keinginan dan kepentingan rakyat itu sesuatu yang sangat sulit,dan memusingkan?
Jika aturan aturan ideal seorang wakil rakyat dilakukan dengan baik dan benar, dan tidak ada kelebihan yang sangat mnggiurkan dari sisi duniawi, mungkin orang orang yang seperti berjualan saat kampanye,berfikir dua kali untuk mengajukan diri menjadi wakil, orang orang yang tidak kaya. Bayangkan ketika sang wakil harus memperjuangkan keinginan rakyat yang diwakilkan untuk belanja di pasar dengan harga yang murah, yang harus dilakukan sang wakil adalah meminta para pedagang menurunkan harga itu.
Para pedagang pasti tidak mau, karena mereka beli sudah tinggi. dan seterusnya sampai semua lapisan rakyat bisa dipahami. terlalu panjang hal itu yang harus dilakukan.
Para wakil sangat antusias,membaguskan dirinya dihadapan calon yang diwakilkan,dengan harapan para calon tuannya mau memilihnya untuk dijadikan wakilnya. kebanyakan para calon wakil tersebut menjadi tiba tiba baik, menjadi tiba tiba dermawan, dan menjadi tiba tiba sangat sholeh.
Kenbutuhan seorang pemimpin ditengah masyarakat memang perlu, tapi bukan pemimpin yang ada karena ada sesuatu,hadapilah realita hidup ini dengan proses. Proses yang akan menentukan kehadiran para pencari kebaikan sesaat itu menjadi sangat diperlukan atau malah akan ditertawakan oleh para calon pemilih. Sebab keanehan tingkah menjadi acuan tawa bagi kaum bawah, saat para menunggu lumbung uang,berupaya membayar kemauan kemauan dalam hal keinginan mereka. hahaha..... sadarilah, keadaan istant itu diterima masyarakat bawah dengan tak mampu berbuat apa apa hanya tsunami, gunung meletus, dan saat bersin didepan muka sendiri.
29 April 2019
No comments:
Post a Comment