Buru buru Pilalun mandi dan pakai baju, saat semua orang mengabarkan bakalan ada pejabat dari kota akan datang ke desanya. Pilalun memakai pakaian yangbtidak pernah ia pakai, bahkan masih dalam bungkusan plastik, Buat lebaran tahun depan katanya, setiap ada orang yang bertanya kenapa engga dipakai baju barunya.
Kelakuan Pilalun bukan tanpa dasar, memkai pakaian baru yang sangat disayang, buru buru sekali seperti orang dipanggil Raja Namruz, atau apalah namanya. Kesungguhan Pilalun dalam menyambut kedatangan pembesar dari dari pusat, Ia ingin menyampaikan uneg uneg pikirannya yang sering banget mengisi mimpi mimpinya setiap malam. Dari kejadian kejadian yang sering tidak mau dengar, atau kejadian sampah yang tidak juga bisa dirapikan.
Orang orang sudah ramai saat Pilalun sampai ditempat yang pejabat mau datang. Anak anak banyak yang membawa bendera warna warni, atau ibu ibu yang pakai baju seragam warna warni.Semua itu ditujukan agar pejabat yang datang merasa dihormati.
"Mana pejabatnya?" Pilalun menyeruak masuk kedalam kerumunan orang orang yang memenuhi pinggir jalan .
Tak ada yang menjawab. Semua orang seolah acuh, mendengar pertanyaan Pilalun.
Pilalun lebih masuk lagi, ditengoknya kiri dan kanan.Tak ada orang yang dicari, dalam pikiran Pilalun, orang ini pasti memakai jas mewah dan berbadan bersih , ganteng.
Dari kejauhan nampak seorang laki laki setengah baya turun dari becak,yang dikayuh seorang abang becak yang tak memakai sepatu.
Orang orang bergemuruh, meneriakan nama sang pejabat. " Wirduna, Wirduna.... "
Dibalas dengan lambaian tangan ,dan senyum ramah dari orang yang dipanggil Wirduna.
Pejabat itu memakai kemeja putih dan celana hitam keabu abuan, jauh dari mewah, bahkan mendekati kumal.
Pilalun terperangah." Hah..... "
"Masa pejabat pakaiannya tidak mewah? dalam hati Pilalun bergugam.
No comments:
Post a Comment